Bagaikan palang yang menghalangi di jalur lintasan kereta
Kau menutup hatimu, sampai kapan kau kan membuatku menunggu?
Kau selalu terlihat ingin mengatakan sesuatu, namun justru menutup mulutmu
Kamu yang begitu menyukai baju bekas dan senang menjadi
Orang yang tak kukenal, selalu memasang tingkah yang berbeda
Tingkahmu hari ini mungkin/kah bekas dari orang lain?
Pasar loak itu tujuanmu...
Aku tak peduli
Memang itu tak baik
Lakukan apa yang kau ingin
Entah obat ataukah racun hari sehari kita
Trus berlanjut berganti berulang
Seraya hak istimewa terbuang sia-sia
Tak hasilkan satu hal apapun
Bagi orang tua kita ini menjengkelkan
Apakah yang telah engkau abaikan
Dan apakah yang telah engkau relakan
Tapi (engkau berusaha tersenyum)
Kenapa kau tak terlihat tak bahagia?
Diriku jadi khawatir tentangmu
Ah! Kebradaan yang mengganggu itu
Karna tak satupun yang mengertimu
Negatif negatif negatif
Pandanganmu yang kelam itu
Untuk melindungi kecanggunganmu itu
Terpaksa ku harus menjadi perisaimu
Jika pemikiran dunia ini menyakitimu
Maka biarkan diriku yang terbakar untuk gantikan dirimu
Selalu ku akan berdiri di sisimu
Bertarung untukmu bagai
Penangkal petir
Dengan alarm yang terus berbunyi
Sulit bagi orang tuk mengerti
Harus brapa kalikah lewat agar palang itu kan terbuka?
Memang sedari awal harusnya aku tahui
Tak ada kereta yang kan datang
Sendiri memang lebih mudah karna tak perlu berbicara
Tidak perlu berusaha membuat orang di sekitar tuk mengerti
Ingin kebradaanmu tid/ak disadari orang lain
Fade out, itu harapmu
Memang tidak apa-apa
Memang kau masih bernapas
Memang kau masih hidup
Kau menutup dan mengunci semua pintu yang ada
Terhanyutkan dalam pikiranmu sendiri
Tanpa lakukan apa seiring waktu
Sampai nantinya masa mudamu memudar
Kau hanya membunuh mimpi yang kau genggam
Tsukaikirezu moteamasu jikan
Kahogo na yume wo korosu dake da
Apakah yang membuat aku tertarik?
Apakah yang aku harapkan darimu?
Untukmu apakah ku terlihat tak bahagia?
Keacuhan itu temanmu
Dengan tatapan tanpa ekspresi itu
Dengan tatapan tanpa ekspresi itu
(Kau menatap diriku, kau menatap diriku)
Selalu jadi temanmu
Percaya berarti siap untuk dikhianati
Membuka hati berarti siap tuk disakiti
Agar tidak tersambar oleh petir kesedihan...
Sbenarnya di sisi manakah aku?
Ah sulit tuk hadapi cara berpikirmu
Karnanya kan trus kuperhatikan dirimu
Positif positif positif
Tetaplah seperti dirimu
Semua omong kosongmu akan ku terima
Kuhapus kebradaanku dan mendukungmu
Meskipun apa yang kau lakukan hanyalah terus mengeluh
Apapun terjadi
Aku kan trus berdiri di sisimu
Tuk hari biasa ini, berjanjilah padaku
Berdiri di sini, penangkal petir cinta kita
0 comments:
Posting Komentar